top of page

Mengkaji Penyebab Polusi Jakarta dengan Remote Sensing - Apakah Polusi Berasal dari PLTU Batubara Banten?

Diperbarui: 27 Mar





Penyebab Polusi Jakarta: Tinjauan Historis


Polusi udara adalah masalah serius di Jakarta, menyebabkan konsekuensi yang parah bagi kesehatan masyarakat. Sebuah studi pada tahun 2023 menemukan bahwa lebih dari 7000 gangguan kesehatan rambut pada anak-anak, lebih dari 10.000 kematian, dan lebih dari 5.000 rawat inap di rumah sakit yang dapat dikaitkan dengan polusi udara setiap tahunnya di Jakarta.


Masalah ini bukanlah hal yang baru. Polusi udara telah menjadi berita utama selama beberapa tahun terakhir. Menjelang perhelatan Asian Games 2018, Jakarta menjadi kota dengan tingkat polusi udara tertinggi di dunia. Pada tahun 2019, polusi udara di Jakarta dianggap lebih buruk daripada tahun 2018.


Baru-baru ini, muncul perdebatan bahwa sumber utama polusi di Jakarta disebabkan oleh Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Banten. Penting untuk dicatat bahwa PLTU batu bara terbesar di Indonesia adalah PLTU Suralaya di Banten. Menurut studi CREA, angin membawa polusi dari PLTU Suralaya di Banten ke Jakarta, yang mungkin berkontribusi terhadap polusi udara di Jakarta. Benarkah sumber utama polusi di Jakarta berasal dari PLTU Batubara?


Air Pollution in Jakarta

Sumber Polusi Jakarta


Meskipun ada berbagai polutan udara, termasuk gas, partikulat, dan molekul biologis, fokus kami adalah Nitrogen Dioksida (NO2). Kami memilih NO2 sebagai fokus kami karena NO2 terutama berasal dari aktivitas manusia dan lebih mudah dilacak daripada polutan udara lainnya. Hal ini memastikan bahwa pengamatan kami tepat dan dapat diandalkan.


Aktivitas manusia adalah sumber utama gas emisi yang menyebabkan polusi udara. Pembakaran bahan bakar fosil, misalnya, melepaskan Nitrogen Dioksida ke udara, sehingga menjadi kontributor utama polusi udara. Sumber utama NO2 yang dihasilkan dari aktivitas manusia adalah transportasi, pembangkit listrik, dan sektor industri. Sumber-sumber ini merupakan kontributor yang signifikan terhadap polusi udara, terutama di Jakarta dan sekitarnya. Khususnya, ada dua area di mana tingkat polusi mencapai puncaknya: wilayah Jabodetabek dan di dekat pembangkit listrik tenaga batu bara di Banten.


Source of Pollution Jakarta

Memahami Penyebab Polusi Jakarta dengan Remote Sensing

Penyebab Polusi Jakarta

Kami berfokus pada tiga faktor utama untuk memahami polusi di Jakarta: Tingkat NO2, curah hujan, dan arah angin. Kami juga melihat bagaimana pembatasan COVID-19 secara singkat mempengaruhi polusi. Kami menggunakan kadar NO2 untuk mengukur kualitas udara secara langsung. Curah hujan dapat membersihkan polusi, sehingga udara menjadi lebih bersih. Arah angin membantu kami melihat dari mana polusi datang atau pergi, yang penting untuk memahami peran pembangkit listrik tenaga batu bara di sekitar Jakarta yang sering disalahkan atas polusi.


Untuk memastikan keandalan temuan kami, kami mengambil data dari platform yang kredibel. Tingkat NO2 diperoleh dari citra satelit Sentinel-5P, data curah hujan dikumpulkan dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG), dan data arah angin bersumber dari satelit ERA5. Semua data dikumpulkan setiap bulan untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai tren polusi.


Musim Hujan Turunkan Polusi Jakarta


Jakarta memiliki iklim muson tropis, yang ditandai dengan musim hujan dan musim kemarau yang berbeda. Selama musim hujan, yang biasanya berlangsung dari bulan November hingga Maret, kota ini mengalami curah hujan yang tinggi. Hujan ini bertindak sebagai pembersih alami, membersihkan polutan dan menyebabkan penurunan tingkat polusi udara. Sebaliknya, musim kemarau, dari bulan April hingga Oktober, curah hujan sangat minim. Tanpa hujan untuk membersihkan polutan, polusi udara cenderung meningkat. Seperti yang akan Anda amati pada gambar di bawah ini, tren ini terlihat jelas, dengan tingkat polusi yang menurun selama bulan-bulan basah dan meningkat selama periode yang lebih kering.


Wet Season Polusi Jakarta

Musim Hujan

Dry Season Polusi Jakarta

Musim Kemarau


Kemanapun Angin Berhembus, Ke sanalah Polusi Terbawa


Arah angin secara signifikan mempengaruhi penyebaran polusi di Jakarta. Angin antara bulan April dan Oktober biasanya mendorong polusi ke arah barat, seperti yang dicontohkan oleh gambar bulan Agustus 2020 di bawah ini. Sebaliknya, dari bulan November hingga Maret, angin musim timur mendorong polusi ke arah timur, seperti yang terlihat pada gambar bulan Desember 2020. Untuk representasi visual yang lebih komprehensif yang mencakup berbagai bulan, pembaca dapat merujuk ke video yang ditautkan dalam artikel ini.


Wind Carries Jakarta Pollution Westward

Angin Membawa Polusi ke Arah Barat

Wind Carries Jakarta Pollution Eastward

Angin Membawa Polusi ke Arah Timur


Dampak dari PSBB terhadap Polusi Jakarta


Menariknya, Jakarta mengalami penurunan polusi selama lockdown tahun 2020, yang dikenal dengan sebutan "PSBB" (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Namun, pada tahun 2021, tingkat polusi kembali ke angka sebelum PSBB. Tren peningkatan ini terus berlanjut hingga tahun 2022 dan 2023, seperti yang ditunjukkan di bawah ini.


Pollution Trends: The Impact of Lockdown

Peningkatan Polusi Berlanjut: Jakarta 2023


Sejak awal tahun 2023, tingkat polusi di Jakarta kembali meningkat. Peta di bawah ini mengilustrasikan bahwa dari bulan Juni hingga Agustus, angin mengarah ke Sumatera, yang mengindikasikan bahwa polusi dari PLTU Suralaya tidak berdampak pada Jakarta. Faktanya, bahkan tanpa polusi dari Banten, Jakarta tampaknya mampu menghasilkan polusi yang signifikan dengan sendirinya.


Another Pollution Spike: Jakarta 2023

Kesimpulan


Menganalisis tren polusi di Jakarta adalah tugas yang memiliki banyak aspek. Dinamika polusi Jakarta dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk hujan, angin, dan bahkan peristiwa seperti pandemi COVID. Namun, jelas bahwa Jakarta berkontribusi secara signifikan terhadap polusinya sendiri.


Ingin mendapatkan insight yang jelas dari data yang kompleks? Mari berkolaborasi dengan BI Solusi! Kami menerjemahkan data menjadi informasi yang dapat dimanfaatkan, yang dapat disesuaikan dengan industri atau tantangan apa pun. Mulailah sekarang juga!


33 tampilan0 komentar
bottom of page